Luwurayapos.com, Luwu Timur -Semangat kolaboratif dan pemberdayaan masyarakat menjadi ruh utama dalam pembukaan Pekan Olahraga, Seni, dan Festival UMKM yang digelar di Desa Lakawali, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Senin (26/5/2025). Mengangkat tema “Festival Rakyat: Aksi, Apresiasi, dan UMKM Bangkit,” kegiatan ini menjadi ruang integratif yang mempertemukan semangat olahraga, ekspresi seni budaya, dan geliat ekonomi lokal.
Festival ini digagas oleh Mahasiswa KKN Posko 8 Angkatan 7 Universitas Muhammadiyah Palopo, bekerja sama dengan Pemerintah Desa Lakawali dan Karang Taruna setempat. Kegiatan berlangsung selama sembilan hari, dimulai pada 26 Mei dan akan mencapai puncaknya pada 3 Juni 2025.

Pembukaan festival diresmikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Palopo yang diwakili oleh Dr. Goso, S.E., M.Si., CFP. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam pembangunan desa.
“Inisiatif seperti ini patut diapresiasi. Mahasiswa tidak hanya hadir sebagai pelajar, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Festival ini membuktikan bahwa kolaborasi antara kampus dan desa bisa menjadi motor penggerak pembangunan yang konkret,” ujarnya.
Ketua panitia kegiatan, Mujur, menjelaskan bahwa festival ini menghadirkan berbagai kompetisi olahraga seperti sepak takraw, voli, dan futsal; pertunjukan seni budaya lokal; serta pameran UMKM yang menampilkan produk khas Lakawali dan desa-desa sekitar.
“Festival ini kami dedikasikan untuk rakyat. Kami ingin menciptakan ruang bagi masyarakat untuk beraksi, berapresiasi, dan bersama-sama membangkitkan potensi ekonomi desa melalui UMKM,” tegas Mujur.
Pemerintah Desa Lakawali melalui Kepala Desa dan aparatnya menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Partisipasi aktif juga datang dari tokoh masyarakat dan pemuda lokal yang terlibat langsung dalam perencanaan hingga pelaksanaan festival.

Sejak hari pertama, antusiasme warga begitu terasa. Stand UMKM dipadati pengunjung yang tertarik dengan produk makanan olahan, kerajinan tangan, hingga hasil pertanian lokal. Aktivitas ekonomi tampak menggeliat melalui transaksi langsung dan promosi produk unggulan desa.
Sebagai puncak acara, malam penutupan pada 3 Juni 2025 mendatang akan dimeriahkan dengan pertunjukan seni rakyat, pengumuman pemenang lomba, dan pemberian penghargaan kepada para peserta serta pelaku UMKM terbaik.
Festival ini bukan hanya peristiwa budaya dan ekonomi, tetapi juga simbol semangat gotong royong dan kebangkitan desa. Lakawali tak hanya menjadi lokasi KKN, melainkan juga teladan desa yang berdaya, kreatif, dan penuh potensi.
Penulis: Mujur/LRP